Seguin (dokter Perancis yang pindah ke Amerika) pada 1837, menolak bahwa retardasi mental tidak dapat disembuhkan, mengadakan pelatihan fisik untuk meningkatkan inteligensi, mengukur kemampuan sensomotoriknya, kemampuan fisik menggambarkan inteligensinya. Esquirol (dokter Perancis) pada 1838, mengembangkan alat dalam klasifikasi retardasai mental, menggunakan kemampuan bahasanya, kemampuan bahasa menunjukkan kemampuan intelektualnya.
Francis Galton (seorang ahli Biologi Inggris) pada 1883, memulai gerakan testing dan membayar, mengukur ketjaman pengilhatan dan pendengaran, kekuatan otot, gerak dan waktu reaksi, menganalisisnya menjadi gambaran inteligensi, menggunakan analisis statistik sederhana (pengklasifikasian), angket dan asosiasi bebas.
Cattel (seorang psikolog Amerika) pada 1890, melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Galton dalam penyebaran gerakan testing, pertama menggunakan istilah Mentally Test, memaparkan bagaimana cara mengukur intelektual para mahasiswanya, masih menggunakan kemampuan indra dan waktu reaksi, tetapi diyakini bahwa itu merupakan kemampuan mental.
Kreaplin (psikiater/psikolog Jerman) pada 1895, dalam pemeriksaan klinisnya terahdap para pasiennya, untuk memperoleh gambaran karakteristik dengan meminta melakukan operasional hitungan sederhana
Ebinghaus (psikolog Jerman) pada 1897, menyelenggarakan tes-tes komputasi, rentang memori, melengkapi kalimat bagi siswa sekolah, menunjukkan bahwa ada hubungan yang jelas dengan prestasi belajar di sekolah.
Binet |
Binet pada 1897 mengkritik sebagian rangkaian tes yang ada, terlalu fokus pada kemampuan indera dan kemampuan sederhana dan terpsesialisasi, dalam pengukuran fungsi yang lebih komplek, tidak membutuhkan persisi tinggi, perbedaan individual lebih besar dari fungsi ini, pengukuran lebih baik pada fungsi memori, imaginasi, perhatian, pemahaman, apresiasi estetis.
Binet pada 1904 diangkat menjadi menteri Pengajaran Umum, dan memiliki tugas untuk memisahkan anak mana yang bisa sekolah di sekolah umum dan mana yang harus di sekolah khusus.
Binet bersama Simon pada 1905 menyiapkan seberangkat alat tes untuk fungsi itu yang kemudian diakenal sebagai tes Binet-Simon.
Skala Binet-Simon terdiri dari 30 kelompok soal yang diatur dalam urutan tingkat kesulitan yang semakin tinggi, secara empiris dikaitkan dengan usia mental, kemaudian akana diperoleh tingkat usia mental (mental age, MA) seseorang. Pada 1916 digunakan bertama nisbah IQ dengan membagi usia kronologisnya (cronological age, CA), maka akan diberoleh tingkat inteliogensi yang disebut Intelligence Quotient (IQ).
Keberhasilan tes ini, membuat pemakian tes ini meluas ke barbagi bidang, sampai ke Amerika, dilakukan revisi berkali kali (1908, 1911, 1916), revisi paling mendasar dilakukan oleh Terman dkk a.n. Stanford University (1916) yang kemudian dikenal dengan Skala Stanford-Binet, direvisi lagi 1960 dengan mulai digunakan dengan skala deviasi IQ.
Sejarah Tes Psikologi
Reviewed by septiadhi wirawan
on
Juni 30, 2012
Rating:
Tidak ada komentar: